Saturday 8 January 2011

Prancis Duga China Mata-matai Pabrik Renault

Renault (business.rediff.com)

Sabtu, 8 Januari 2011, 10:57 WIB: Perusahaan raksasa mobil Prancis, Renault menghentikan tiga eksekutif seniornya yang diduga terkait kasus spionase komersial baru-baru ini.

Belakangan, Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy memerintahkan intelijen negara untuk mencari tahu apakah China ada di balik dugaan spionase Renault.

Sumber dari Istana Elysée, seperti dimuat The Guardian, Jumat 7 Januari 2011, mengatakan, pasukan khusus diterjunkan untuk menguak skandal ini, paska pemberhentian tiga eksekutif senior Renault atas tuduhan melakukan 'kesalahan yang sangat serius'.

Ketiga eksekutif itu bekerja pada program mobil elektrik canggih dan salah satunya bahkan menjabat dalam manajemen.

Jika dugaan ini terbukti, ini akan jadi kasus mata-mata industri terbesar sekaligus berpotensi paling merusak dalam beberapa tahun terakhir.

Sebuah majalah Prancis, Le Point, mengklaim, tiga orang tersebut telah membocorkan informasi tentang pengembangan baterai untuk kendaraan elektris yang akan diproduksi Renault dalam 18 bulan mendatang.

Le Point mengabarkan, tiga eksekutif itu telah didekati perusahaan swasta yang biasa menjadi subkontraktor Renault. Imbalan atas informasi yang diberikan akan dikirimkan ke sebuah rekening di bank asing.

Bagi Renault, yang gawat, adalah bahwa informasi yang diduga bocor - terkait teknologi bernilai miliaran euro - belum sempat dipatenkan, sehingga berpotensi besar dijiplak.

Meski demikian, salah satu terduga, Mathieu Tenenbaum, mengaku kaget dengan tuduhan itu.

Pengacaranya, Thibault de Montbrial, mengatakan, kliennya yang wakil direktur program kendaraan listrik terlempar keluar dari gedung Renault 'dalam hitungan menit' tanpa sempat membela diri.

"Tak adanya informasi dari para bos, dan tiba-tiba kasusnya diungkap ke publik dalam waktu empat hari membuatnya bingung." Sementara itu, pihak Renault belum memberikan komentar.

Renault adalah produsen mobil terbesar di Prancis, dan memegang kunci penting perekonomian di negara itu.

Bersama mitranya dari Jepang, Nissan, Renault menginvestasikan 4 miliar euro untuk mengembangkan kendaraan elektrik dan berencana meluncurkan tiga model mobil listrik baru tahun ini, dan empat lainnya tahun depan.

Apa alasan China dituduh? Seperti diketahui China adalah rival terberat Renault untuk mendominasi pasar mobil listrik dunia di akhir dekade ini. Rahasia Renault diduga dikirim ke China melalui jaringan mata-mata industri Prancis.

Pejabat Renault dan sumber-sumber di dinas keamanan Prancis mengatakan kepada surat kabar Le Figaro kemarin bahwa 'kepentingan China' diduga berada di balik pencurian yang dituduhkan. Seorang politisi pemerintah yang mengkhususkan diri di bidang intelijen ekonomi, Bernard Carayon, membenarkan laporan ini. "Kecurigaan memang ke arah itu,"katanya.

Sementara itu, saat ini China sedang mengkampanyekan penggunaan mobil ramah lingkungan dalam industri mobilnya. Output industri ditargetkan sebesar 1 juta unit pada 2020. Ini penting, sebab, pegawai di Beijing menyebut 70 persen penyebab polusi kendaraan di kota-kota besar China adalah emisi kendaraan.

(Guardian, Independent)

No comments:

Post a Comment