Tuesday 22 July 2014

Perbankan Indonesia ketinggalan 2 langkah dari M'sia


Perbankan Indonesia ketinggalan 2 langkah dari Malaysia
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) tengah sibuk berkemas dan mempersiapkan diri menghadapi pasaran bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mula berlaku tahun depan. Kecuali sektor perbankan yang baru mula penerapannya 2020.

Dengan masa yang masih cukup panjang, perbankan Indonesia masih punya kesempatan berbenah dan meningkatkan kualitinya. Sebab, Ketua Umum Perbanas (Perhimpunan Bank Negara) Sigit Pramono menuturkan, sektor Perbankan Indonesia kalah langkah dari Malaysia.

"Kita sudah ketinggalan dua langkah dari Malaysia," tegas Sigit kepada wartawan usai seminar Indonesia Banking Expo 2014, di Perbanas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (18/7).
 
Sigit menjelaskan, ketinggalan Indonesia dari Malaysia pertama ketika krisis kewangan 1998 yang cukup parah memporak-perandakan Indonesia.

"Ketika itu Malaysia sangat gencar agak sedikit memaksa kepada industri perbankan agar melakukan penggabungan," tuturnya.

Hingga akhirnya, banyak Sigit, saat itu Malaysia mempunyai sejumlah Bank besar seperti CIMB dan Maybank.

"Sedangkan kita (Indonesia) hanya mempunyai 4 Bank milik kerajaan yang dimerger iaitu Exim, Bapindo, Penanaman dan Perdagangan Negara menjadi Bank Bhd," bebernya.

"Yang lain bank-bank kecil saja, sampai sekarang kita msih punya 120 bank. Itu ketinggalan yang pertama," tambahnya.

Ketinggalan kedua, kata dia, Malaysia telah melakukan penyatuan untuk menghadapi pasaran bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Malaysia sudah melakukan penyatuan lagi dengan melakukan penggabungan dari CIMB dan sebagainya. Sedangkan kita apa," ketus SigitLangkah itu diyakini sukar dilakukan di Indonesia mengingat masih adanya kepentingan politik yang ikut campur.

"Di Indonesia kalau dilihat ketika (Bank) Bhd dan BTN yang pemiliknya sama iaitu kerajaan akan melakukan inisiatif melakukan pengambilalihan Bank Bhd pengambilalihan BTN saja anda lihat hasilnya apa, polemik, pempolitikan sehingga akhirnya gagal," tegasnya.
(Henny Rachma Sari | Jumat, 18 Juli 2014 13:25)

No comments:

Post a Comment